Jumat, 30 November 2012

Setiap Kejadian Itu Pasti Ada Hikmahnya

Sahabat-sahabat saya yang super, saya yakin setiap orang pasti punya kejadian. Entah itu kejadian yang besar (bersejarah gitu), sedang atau bahkan biasa saja. Namun tahukah Anda bahwa alam ini terkadang mau memberi arti pada kita dari setiap kejadian yang ada. Untuk lebih jelasnya, mari kita baca sebuah cerita sederhana berikut.
Dikisahkan, ada seorang pemuda sedang naik sepeda motor di jalan raya. Tiba-tiba hujan turun dengan derasnya seperti ditumpahkan dari langit. Dengan segera ditepikan sepeda motornya untuk berteduh di emper sebuah toko. Dia pun membuka helm yang dikenakan dan segera perhatiannya tercurah pada langit di atas yang berlapis awan kelabu.

10 Tips Mengembangkan Motivasi Diri


Tujuan tanpa motivasi, tidak akan menghasilkan apa-apa selain mimpi yang tak terwujud. Dalam pekerjaan misalnya, Anda harus bisa memotivasi diri sendiri untuk lebih maju dan menempati posisi kerja yang lebih baik. Pertanyaannya, bagaimana mengembangkan motivasi diri di lingkungan kerja?

Kamis, 29 November 2012

Rahasia Otak Dalam Islam



“Seseorang yang pernah juara Olympiade Matematika dan Fisika bukan jaminan untuk bisa memiliki pribadi yang unggul dan sukses. Karena mereka hanya mengandalkan otak kiri saja, bukan otak kanan. Pantas, bila bangsa kita kalah dengan bangsa lain. Itu akibat, otak kanan yang tidak terasah.”

Demikian dikatakan Arman Andi Amirullah, Direktorat Pembinaan TK & SD Departemen Pendidikan Nasional Pusat, dalam Seminar Sehari “Mengungkap Rahasia Otak Kanan Anak” di aula Kelurahan Cipinang Cempedak, Jakarta Timur, Rabu (19/1/2011) lalu. Pembicara lain dalam seminar ini adalah Dra Dhauharah Bawazir, Psi, M.Pd, praktisi pendidikan yang juga seorang dosen psikologi dan bimbingan konseling Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Menurut Arman, ternyata tidak semua orang tahu perihal kehebatan dan rahasia otak kanan manusia. Uniknya, berbagai macam respon timbul ketika mendengar informasi tentang otak kanan. Ada yang menganggap biasa-biasa saja, ada yang sama sekali tidak pernah mendengar, ada yang tidak percaya bahwa otak kanan terbagi dalam dua bagian dengan fungsinya masing-masing.
Respon lain, ada yang menganggap bahwa otak kanan berfungsi atau aktif secara otomatis, apabila organ tubuh bagian kiri sedang bergerak, bahkan ada anggapan tidak ada pembagian otak kiri, otak kanan, maupun otak tengah. Yang mereka percayai, otak manusia hanya satu.
….Karena mereka hanya mengandalkan otak kiri saja, bukan otak kanan. Pantas, bila bangsa kita kalah dengan bangsa lain. Itu akibat, otak kanan yang tidak terasah….
“Maka pantaslah jika Indonesia tertinggal jauh dari negara-negara lain, Karena tidak tahu kehebatan otak kanannya. Ketika manusia tidak mengetahui rahasia otak kanannya, bisa dipastikan dirinya bukanlah orang  kreatif, kurang peduli, kurang inovasi, kurang kreasi, tidak sungguh-sungguh, dan kurang ikhlas,” ujar Arman.
Otak kanan yang tidak pernah diasah, lanjut Arman, juga bisa mengakibatkan seseorang kehabisan ide, kurang rasa ingin tahunya, kurang disiplin, kurang tanggungjawab, kurang menghargai orang lain, kurang menghargai keindahan, kurang menghargai kekuatan hati, kekuatan cinta dan sebagainya. “Maka apakah kita masih mau menunda-nunda untuk mengaktifkan otak kanan anak-anak bangsa?” kata Arman prihatin.
Islam dan Otak Kanan
Lebih jauh Arman menjelaskan, Islam adalah agama merangsang otak kanan manusia menjadi berfungsi. Betapa tidak, ketika kita mencoba memahami bagaimana pergantian malam dan siang terjadi, seperti dijelaskan dalam Al Qur’an, tentu diperlukan daya imajinasi untuk bisa merasakan kebesaran Tuhan dalam menciptakan alam semesta, menumbuhkan aneka tumbuhan, dan bagaimana Sang Khaliq menurunkan hujan.
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi seraya berkata: “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”(Qs. Ali Imran 190-191)
“Tanpa bantuan imajinasi, kita tidak sanggup melihat dan merasakan langsung tanda-tanda yang dimaksud, dan tidak sanggup memikirkan penciptaan langit dan bumi,” ungkap Arman.
Bahkan dalam hadits Nabi dikatakan: “Sembahlah Tuhan-Mu seakan-akan engkau melihatnya, dan apabila kamu tidak sanggup melihat-Nya, maka yakinlah bahwa Allah melihat kamu.”
Sangat jelas dalam hadits ini, perintah untuk seolah-olah melihat Allah dalam shalat adalah pekerjaan imajinasi atau kemampuan “membayangkan.” Seperti diketahui, ayat-ayat suci Al Quran banyak menggunakan kata perumpamaan: seakan-akan, seperti, yang tentunya membutuhkan daya imajinasi yang kuat. “Tahukah Anda kalau daya imaninasi adalah tanggungjawab otak kanan?” kata Amran.
Allah itu ada dan berwujud, namun kita tidak diperintahkan untuk membayangkan bagaimana wujud Allah, karena akal manusia tidak akan dapat menjangkau apa-apa yang tidak Allah izinkan untuk mengetahuinya,
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat. (Qs. As-Syuro: 11)
Dan tidak ada satupun yang setara dengan-Nya. (Qs. Al-Ikhlas: 4)
Hasil Penelitian Mutakhir
Tahukah Anda, bahwa kemampuan otak kanan itu memiliki kapasitas 90% dan otak kiri hanya 10-12%. Hasil penelitian mutakhir di AS menyebutkan, peran logika dalam membuat orang menjadi sukses hanya 4-6%, sedangkan 94-96% adalah tanggungjawab otak kanan yang banyak berhubungan dengan inovasi, kreativitas, naluri, intuisi, daya cipta, kejujuran, keuletan, tanggungjawab, kesungguhan, spirit, kedisiplinan, etika, empati dan lain-lain.
Sedangkan tugas otak kiri adalah yang selalu berhubungan dengan angka-angka, bahasa analisa, logika, intelektual, ilmu pengetahuan. Adapun otak kanan bertanggungjawab dalam hal imajinasi, kreativitas, seni, inovasi, daya cipta, intuisi, otak bawah sadar, keikhlasan, kebahagiaan, spirit, keuletan, kejujuran, keindahan dan lain-lain. Selain diurusi oleh otak kiri, juga menjadi urusan otak kanan.
….Otak kanan dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak. Sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori manakala memori otak kita penuh. Kapasitas kemampuan otak kanan dalam menyimpan memori mencapai 10 pangkat 5 juta kilometer….
Dikatakan Arman, otak kanan, sesungguhnya dapat merekam dengan cepat dan tersimpan selamanya dalam memori otak. Sel-sel darah manusia dapat menjadi cadangan tempat penyimpanan memori manakala memori otak kita penuh. Perlu diketahui, kapasitas kemampuan otak kanan dalam menyimpan memori mencapai 10 pangkat 5 juta kilometer, yang kalau dihitung deretan angka nol di belakangnya adalah sebanding dengan jarak antara bumi dan bulan 14 kali pulang pergi.
Lalu apa pentingnya imajinasi? Lebih jauh, Arman member contoh, Albert Einstein menemukan teori relativitas karena kekuatan imajinasinya. Kemudian sewaktu duduk di bangku sekolah, gurunya mengajari Einstein tentang kekuatan daya imajinasi. Salah satu rahasia kecerdsasan orang Yahudi adakah kekuatan imajinasi.
Andrea Hirata, penulis buku Laskar Pelangi bisa sukses, bukan karena ilmu finance yang mereka pelajari di Sorbonne Prancis, akan tetapi karena kemampuan daya imajinasi seorang Andrea kreatif meramu perjalanan hidupnya menjadi suatu cerita yang menarik, lalu ditulislah kedalam bentuk Novel Tetralogi Laskar Pelangi—sekarang menjadi novel berkelas dunia karena sudah dialihbahasakan ke dalam berbagai bahasa. Novelnya kemudian difilmkan dan sukses di pasaran.
Salah satu orang yang bisa membiayai untuk berwisata ke luar angkasa adalah pembuat game computer dari Amerika Serikat (AS), keahlian untuk merancang game komputer, tentunya membutuhkan kemampuan imajinasi yang tinggi.
Bahkan orang terkaya di dunia, Billy Gates, pemilik Microsoft adalah seorang yang drop out dari perguruan tinggi. Tapi jangan ditanya soal tekad dan daya imajinasi yang tinggi, sehingga mampu mendirikan perusahaan Microsoft yang dibangun dengan modal tekad yang kuat.
Bahkan, Matshushitya Konoshuke, pemilik perusahaan elektronik Jepang “Panasonic” adalah mantan penjaga toko sepeda. Termasuk motivator sekaligus penulis buku terkenal Andri Wongso adalah anak dari keluarga miskin di Malang yang tidak tamat sekolah dasar, tapi karena keberaniannya bermimpi (daya imajinasi) akhirnya menjadi bintang film di Hongkong serta membuat kata-kata mutiara yang ditulis di kertas pembatas buku bernama Harvest. Itu artinya, cerdas saja tidak cukup, tapi diperlukan kreativitas dengan selalu mengasah imajinasi, dalam hal ini merangsang otak kanannya.
God Spot
Peneliti “Neuorolog” Michael Persinger di awal tahun 1990-an dan VS. Ramachandran bersama timnya di Universitas California. Barat pernah meneliti, adanya titik Tuhan (God Spot) dalam otak manusia. Ternyata, pusat spiritual yang terpasang ini terletak di antara hubungan-hubungan syaraf dalam cuping-cuping temporal otak. Melalui pengamatan terhadap otak dengan topografi emisi, positron, dan area-area syaraf tersebut akan bersinar manakala subjek penelitian diarahkan untuk mendiskusikan topik spiritual atau agama.
Menurut ahli syaraf, syaraf ini memiliki gejala yang unik, karena tidak teraliri oleh darah sepanjang hari, namun tidak mati. Syaraf ini butuh darah hanya 2-4 detik saja sebanyak 5 kali sehari. Syaraf ini diyakini sebagai chip atau modem yang ditanam oleh Allah ke dalam otak manusia agar mampu menerima hal-hal yang berhubungan dengan spiritual dan ilmu yang datangnya langsung dari Sang Pencipta melalui ilham.
Sebaliknya, apabila syaraf ini tidak aktif, maka orang tersebut sulit untuk menerima hal-hal yang berbau moral/etika, apalagi spiritual. Mungkin pula syaraf ini yang tidak aktif pada anak kita, sehingga sulit untuk membentuk karakter anak yang pada akhirnya nyaris gagal membangun karakter bangsa ini.
….Otak kanan memiliki kemampuan dalam hal rasa empati, kemampuan berkolaborasi dengan hati, dan kemampuan daya kreatif….
“Otak kanan memiliki kemampuan dalam hal rasa empati atau kepedulian yang tinggi. Otak kanan juga memiliki kemampuan berkolaborasi dengan hati, memiliki kemampuan daya kreatif dan seni yang tinggi. Keistimewaan otak kanan juga memiliki gelombang otak bersama gelombang alfa. Gelombang ini yang bisa merasakan keikhlasan, kebahagiaan, ketenangan, kekhusyukan, relaxi, hening, kepuasan, imajinatif dan seterusnya.
Praktisi pendidikan Djauharah Bawazir menambahkan, untuk memfungsikan otak kanan anak, perlu merubah metode dan paradigma guru dan pendidikan ke arah pembelajaran yang lebih baik dan efesien. “Pendidik harus fokus. Setelah merubah paradigma, lalu ditanamkan kesadaran, disiapkan mental berjuang dan pengorbanannya. Ingat, guru itu digugu dan ditiru,” kata Djauharah yang juga Dosen PGTK Bunyan.
Kata Djauharah, ketika paradigma diubah, maka seorang pendidik akan diikuti anak didiknya tanpa paksaan, disegani tapi dicintai, menjadi teladan, mengarahkan, membangun semangat, mengembangkan cita-cita, dan memotivasi. Ketika pola didik dilakukan secara maksimal, maka terbentuklah karakter manusia yang berilmu, bertakwa, ikhlas, santun, tanggungjawab dan sabar.
“Seorang pendidik ketika memberikan hukuman kepada anak didiknya, bukanlah pelampiasan kekesalan, tapi untuk kebaikan anak didiknya. Jangan buat anak susah, ketakutan, dan tertekan di kelas, sehingga menyebabkan anak tidak kreatif. Pendidik yang sukses adalah ketika anak didiknya selalu senang dan bersemangat pergi ke sekolah dan ingin sekali bertemu dengan gurunya”.
Jika kita merenungi firman Allah dalam penggalan ayat 31 di Surat Al-Baqarah, “Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya,” niscaya kita akan menyadari bahwa setiap manusia memiliki potensi kecerdasan yang telah diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Wallahu ‘alam bish shawab

5 Tips Mencapai Menjadi Sang Juara



Dalam hidup, setiap orang ingin menjadi sang juara. Bukan sekadar soal menjadi lebih unggul daripada orang lain, namun ini soal cara meraih tujuan yang hendak dicapai.

Kita bisa belajar dari para atlet yang selalu berburu gelar juara berbekal semangat dan mental juara. Watak dan kepribadian atlet "sang juara" akan terlihat saat dia berjuang di medan laga. Motivator Putra Lengkong mengatakan seorang juara akan selalu memegang semangat ini.

"Setiap hari, di dalam hidup, saya mau memberikan yang terbaik dari hidup saya," katanya dalam seminar Sang Juara yang digelar mahasiswa Universitas Atmajaya, Rabu (12/9/2012) di Gedung Yustinus Lt.15, Jakarta.

Namun, ada hal-hal penting yang perlu disimak untuk bisa menjadi sang juara dalam kehidupan sehari-hari, misalnya dalam studi Anda. Berikut ini langkah-langkah yang disebutkan oleh Putra.

1. Seorang juara selalu memiliki tujuan yang jelas

Putra mencontohkan sosok Florence Chadwick. Perempuan asal Amerika ini telah menetapkan tujuan yang jelas untuk menjadi perempuan pertama yang berhasil menyeberangi Selat Catalina dengan berenang. Setelah sempat menyeberangi selat Inggris, Florence sempat melawan kabut dan hiu dalam menempuh jarak renang sejauh 35 km, namun sayang kabut menghalanginya untuk menggapai pesisir Catalina. Dia pun gagal. Padahal saat itu, dia sudah mencapai jarak 33 km.

Pada tahun selanjutnya, Florence kembali menetapkan tujuannya menyeberangi Catalina. Dia menetapkan tujuan yang lebih jelas dengan sudah membayangkan melihat pesisir pulau tujuannya. Kabut yang menghadangnya pun tidak dapat membendung tujuannya. Dia berhasil.

2. Seorang juara berani membayar harga kenyamanan untuk sebuah kemajuan

Perenang Michael Phelps gusar saat wartawan mengatakan bahwa dirinya hanya beruntung saat meraih 8 medali emas pada Olimpiade 2008. Dia mengatakan prestasinya itu bukan keberuntungan, tetapi dicapai melalui kerja keras.

Saat kalian makan siang, Phelps sedang berlatih di dalam kolam renang. Saat berlibur dengan keluarga, dia juga tampak masih berlatih di sana. Saat orang lain berada dalam kenyamanan, Phelps telah menggadaikannya demi sebuah kerja keras untuk meraih kesuksesan.

3. Selalu lakukan hal yang di luar biasanya untuk berhasil

Michael Phelps mengatakan "Anda tak dapat menetapkan batasan pada apa pun" ketika ditanya tentang mencapai target kehidupan.

Kisah Vice President Citibank, Houtman Zainal Arif, juga menunjukkan karakter ini. Dia mengawali kariernya sebagai seorang office boy. Houtman selalu melakukan hal yang di luar biasanya dalam pekerjaannya, sehingga tugasnya yang hanya mengurusi kebersihan dapat diselesaikan bahkan lebih dari itu.

Dia juga mengurusi fotokopi di tahun 1960-an saat seorang office boy belum piawai melakukan tugas menggandakan data saat itu. Dia mau belajar usai menuntaskan pekerjaannya. Alhasil, dia dipercaya untuk bertugas sebagai penanggung jawab fotokopi kantor dan kembali melakukan hal yang di luar biasanya.

Usai menuntaskan pekerjaannya, dia membantu proses administrasi, seperti mengerjakan proses stempel dan hal-hal administrasi lainnya, sehingga pada satu kesempatan dia diangkat menjadi staf kantor hingga kemudian merintis karier sampai puncak sebagai vice president bank kelas dunia ini.

4. Apa yang anda fokuskan, itulah yang harus Anda dalami

Seorang juara akan fokus pada hal-hal yang membantu pencapaian impian mereka dan bukannya pada hal-hal yang menghambat pencapaian impian tersebut.Pada bagian ini, kita hanya perlu membuka diri untuk melihat kesempatan dengan lebih dalam dan lebih positif.

5. Untuk memiliki kupu-kupu di halaman dan rumah Anda, ada dua cara yang dapat dilakukan. Pertama, dengan membawa jaring tetapi sedikit yang akan terjaring, sementara cara kedua adalah dengan membuat taman bunga sehingga kupu-kupu yang akan datang sendiri kepada Anda.

Seorang juara akan terus mengembangkan dirinya untuk memiliki cara dan kualitas yang banyak dicari oleh berbagai kalangan sehingga kesuksekan yang justru akan mendekatinya.

Jadi, Anda siap menjadi seorang juara?

Kepemimpinan Dalam Organisasi


Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu dalam kelompok, dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial
Brown (1936) berpendapat bahwa pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok, akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Dalam hal sama, Krech dan Crutchfield memandang bahwa dengan kebaikan dari posisinya yang khusus dalam kelompok ia berperan sebagai agen primer untuk penentuan struktur kelompok, suasana kelompok, tujuan kelompok, ideologi kelompok, dan aktivitas kelompok.
Kepemimpinan sebagai suatu kemampuan meng-handel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dengan friksi sesedikit mungkin dan kerja sama yang besar, kepemimpinan merupakan kekuatan semangat/moral yang kreatif dan terarah.
Pemimpin adalah individu yang memiliki program/rencana dan bersama anggota kelompok bergerak untuk mencapai tujuan dengan cara yang pasti.
Muncul dua pertanyaan yang menjadi perdebatan mengenai pemimpin,
Apakah seorang pemimpin dilahirkan atau ditempat?
Apakah efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dialihkan dari satu organisasi ke organisasi yang lain oleh seorang pemimpin yang sama?
Untuk menjawab pertanyaan pertama tersebut kita lihat beberapa pendapat berikut :
Pihak yang berpendapat bahwa “pemimpin itu dilahirkan” melihat bahwa seseorang hanya akan menjadi pemimpin yang efektif karena dia dilahirkan dengan bakat-bakat kepemimpinannya.
Kubu yang menyatakan bahwa “pemimpin dibentuk dan ditempa” berpendapat bahwa efektivitas kepemimpinan seseorang dapat dibentuk dan ditempa. Caranya adalah dengan memberikan kesempatan luas kepada yang bersangkutan untuk menumbuhkan dan mengembangkan efektivitas kepemimpinannya melalui berbagai kegiatan pendidikan dan latihan kepemimpinan.
Sondang (1994) menyimpulkan bahwa seseorang hanya akan menjadi seorang pemimpin yang efektif apabila :
seseorang secara genetika telah memiliki bakat-bakat kepemimpinan
bakat-bakat tersebut dipupuk dan dikembangkan melalui kesempatan untuk menduduki jabatan kepemimpinannya
ditopang oleh pengetahuan teoritikal yang diperoleh melalui pendidikan dan latihan, baik yang bersifat umum maupun yang menyangkut teori kepemimpinan.
Untuk menjawab pertannyaan kedua dapat dirumuskan dua kategori yang sudah barang tentu harus dikaji lebih jauh lagi:
Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi dengan sendirinya dapat dilaihkan kepada kepemimpinan oleh orang yang sama di organisasi lain
Keberhasilan seseorang memimpin satu organisasi tidak merupakan jaminan keberhasilannya memimpin organisasi lain.


Tipe-tipe Kepemimpinan :

Tipe Otokratik
Semua ilmuan yang berusaha memahami segi kepemimpinan otokratik mengatakan bahwa pemimpin yang tergolong otokratik dipandang sebagai karakteritik yang negatif.
Dilihat dari persepsinya seorang pemimpin yang otokratik adalah seseorang yang sangat egois. Seorang pemimpin yang otoriter akan menujukan sikap yang menonjolkan “keakuannya”, antara lain dalam bentuk :
kecenderungan memperlakukan para bawahannya sama dengan alat-alat lain dalam organisasi, seperti mesin, dan dengan demikian kurang menghargai harkat dan martabat mereka
pengutmaan orientasi terhadap pelaksanaan dan penyelesaian tugas tanpa mengkaitkan pelaksanaan tugas itu dengan kepentingan dan kebutuhan para bawahannya.
Pengabaian peranan para bawahan dalam proses pengambilan keputusan.
Gaya kepemimpinan yang dipergunakan pemimpin yang otokratik antara lain:
menuntut ketaatan penuh dari para bawahannya
dalam menegakkan disiplin menunjukkan keakuannya
bernada keras dalam pemberian perintah atau instruksi
menggunakan pendekatan punitif dalamhal terhadinya penyimpangan oleh bawahan.

Teori Kepemimpinan

Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal pokok yaitu:

pemimpin sebagai subjek, dan.

yang dipimpin sebagai objek.

Kata pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin, sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap orang mempunyai kesamaan di dalam menjalankan ke-pemimpinannya.
Mitos-mitos Pemimpin

Mitos pemimpin adalah pandangan-pandangan atau keyakinan-keyakinan masyarakat yang dilekatkan kepada gambaran seorang pemimpin. Mitos ini disadari atau tidak mempengaruhi pengembangan pemimpin dalam organisasi.

Ada 3 (tiga) mitos yang berkembang di masyarakat, yaitu mitos the Birthright, the For All – Seasons , dan the Intensity. Mitos the Birthright berpandangan bahwa pemimpin itu dilahirkan bukan dihasilkan (dididik). Mitos ini berbahaya bagi perkembangan regenerasi pemimpin karena yang dipandang pantas menjadi pemimpin adalah orang yang memang dari sananya dilahirkan sebagai pemimpin, sehingga yang bukan dilahirkan sebagai pemimpin tidak memiliki kesempatan menjadi pemimpin

Mitos the For All – Seasons berpandangan bahwa sekali orang itu menjadi pemimpin selamanya dia akan menjadi pemimpin yang berhasil. Pada kenyataannya keberhasilan seorang pemimpin pada satu situasi dan kondisi tertentu belum tentu sama dengan situasi dan kondisi lainnya. Mitos the Intensity berpandangan bahwa seorang pemimpin harus bisa bersikap tegas dan galak karena pekerja itu pada dasarnya baru akan bekerja jika didorong dengan cara yang keras. Pada kenyataannya kekerasan mempengaruhi peningkatan produktivitas kerja hanya pada awal-awalnya saja, produktivitas seterusnya tidak bisa dijamin. Kekerasan pada kenyataannya justru dapat menumbuhkan keterpaksaan yang akan dapat menurunkan produktivitas kerja.
Atribut-atribut Pemimpin